Sejarah Petra - Yordania

Fakta Menarik Sejarah Petra – Yordania

0 Comments

Pendahuluan

Petra, yang terletak di Yordania, adalah salah satu situs arkeologi paling terkenal di dunia. Dikenal sebagai “Kota Batu,” Petra menawarkan panorama yang menakjubkan dengan arsitektur yang dipahat langsung dari tebing batu merah muda. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa fakta menarik tentang sejarah Petra di Yordania, yang mengungkapkan pesona dan keajaiban tempat ini.

Asal Usul dan Penemuan Petra

Petra didirikan oleh suku Nabatea pada abad ke-5 SM. Suku ini adalah pedagang yang mahir dan menguasai jalur perdagangan antara Arab, Mesir, dan Eropa. Dengan lokasi strategis, Sejarah Petra di Yordania menjadi pusat perdagangan penting, yang memungkinkan mereka untuk mengumpulkan kekayaan yang besar. Namun, Petra tidak hanya berfungsi sebagai pusat perdagangan; ia juga merupakan tempat pertemuan budaya, di mana berbagai pengaruh dari Yunani, Romawi, dan Timur Tengah berpadu.

Petra tetap tidak dikenal oleh dunia luar hingga ditemukan kembali oleh penjelajah Swiss, Johann Ludwig Burckhardt, pada tahun 1812. Sejak saat itu, Petra menarik perhatian arkeolog dan wisatawan dari seluruh dunia.

Arsitektur yang Mengagumkan

Salah satu daya tarik utama Petra adalah arsitektur megahnya. Bangunan terkenal seperti Al-Khazneh (The Treasury) dan Monastery (Ad Deir) adalah contoh luar biasa dari teknik pahat batu yang rumit. Al-Khazneh, yang dianggap sebagai makam raja Nabatea, memiliki fasad yang tinggi dan dihiasi dengan detail artistik yang luar biasa. Begitu juga dengan Monastery, yang berdiri megah di puncak bukit dan menawarkan pemandangan spektakuler.

Bangunan-bangunan ini menunjukkan kemampuan luar biasa suku Nabatea dalam menyesuaikan desain arsitektur dengan kontur alam. Mereka menggunakan teknik irigasi canggih untuk mengelola air di daerah gurun, yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berkembang dalam kondisi yang keras.

BACA JUGA : Fakta Menarik Sejarah Machu Picchu Peru

Sistem Irigasi yang Canggih

Salah satu pencapaian paling menonjol dari suku Nabatea adalah sistem irigasi yang mereka kembangkan. Meskipun Sejarah Petra di Yordania terletak di daerah gurun, suku ini berhasil mengelola sumber daya air dengan sangat efektif. Mereka membangun saluran air, waduk, dan sistem penampungan untuk mengumpulkan dan mendistribusikan air ke seluruh kota.

Sistem irigasi ini tidak hanya mendukung pertanian tetapi juga memastikan pasokan air yang cukup untuk populasi yang berkembang. Keahlian ini menunjukkan betapa cerdasnya suku Nabatea dalam mengelola sumber daya alam mereka.

Budaya dan Kehidupan Sosial

Petra adalah pusat interaksi budaya yang kaya. Sebagai jalur perdagangan utama, kota ini menjadi tempat bertemunya berbagai budaya dan tradisi. Suku Nabatea terkenal karena keterampilan kerajinan tangan mereka, terutama dalam pembuatan barang-barang perhiasan dan tembikar.

Pengaruh budaya luar juga dapat dilihat dalam arsitektur, seni, dan agama yang dianut oleh suku ini. Masyarakat Nabatea menganut kepercayaan politeisme, dengan banyak dewa dan dewi yang dipuja, termasuk Dewa Dushara. Ritual keagamaan seringkali melibatkan festival dan upacara yang merayakan panen dan perdagangan.

Penurunan dan Kehilangan Kejayaan

Meskipun Petra pernah mencapai puncak kejayaannya, kota ini mulai mengalami penurunan pada abad ke-3 Masehi. Berubahnya jalur perdagangan, yang berpindah ke jalur laut, menyebabkan penurunan ekonomi dan populasi. Selain itu, bencana alam seperti gempa bumi juga menyebabkan kerusakan signifikan pada infrastruktur kota.

Dengan berkurangnya pentingnya Petra, banyak bangunan mulai ditinggalkan, dan kota ini perlahan-lahan tertutup oleh pasir dan batu. Selama berabad-abad, Petra menjadi terlupakan hingga penemuan kembali oleh Burckhardt.

Status Warisan Dunia dan Pariwisata

Pada tahun 1985, Petra ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO, dan pada tahun 2007, Petra dinyatakan sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru. Status ini tidak hanya menarik wisatawan dari seluruh dunia, tetapi juga memicu upaya konservasi yang bertujuan untuk melindungi dan memelihara warisan budaya dan arkeologi yang kaya.

Saat ini, Petra menjadi salah satu tujuan wisata paling populer di Yordania, menarik sekitar satu juta pengunjung setiap tahun. Wisatawan dapat menjelajahi reruntuhan kuno, mengikuti tur berpemandu, dan menikmati keindahan alam yang mengelilingi kota.

Kesimpulan

Petra adalah lebih dari sekadar situs arkeologi; ia adalah simbol kekuatan, kreativitas, dan ketahanan manusia. Dengan sejarah yang kaya, arsitektur yang menakjubkan, dan budaya yang beragam, Petra tetap menjadi saksi bisu perjalanan manusia sepanjang zaman. Mengunjungi Petra bukan hanya sekadar menjelajahi reruntuhan, tetapi juga merasakan semangat dan keajaiban dari peradaban yang telah membentuk sejarahnya. Kota Batu ini adalah warisan dunia yang patut dijaga dan dipelajari oleh generasi mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Related Posts